Pages

Labels

Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 25 September 2011

Teknik Packing Ransel (Carrier)


Teknik packing ransel (carrier) saat mendaki gunung maupun kegiatan out bond lainnya sangat diperlukan sehingga barang-barang yang kita bawa dapat kita bawa dengan ringkas, efisien, rapi. Packing biasa disebut juga dengan pengepakan.
Packing merupakan cara atau teknik menyusun perlengkapan dalam ransel (carrier). Dengan packing (pengepakan) yang baik ransel akan mampu memuat peralatan dengan efisien namun tetap terasa nyaman dikenakan saat perjalanan.

Oleh para penggiat kegiatan alam bebas (pecinta alam) packing telah dianggap sebagai salah satu ‘seni’ tersendiri. Sehingga teknik menyusun barang dalam ransel ini sangat tergantung pada keahlian dan kebiasaan masing-masing.
Prinsip-prinsip packing carrier yang harus diperhatikan antara lain:
  • Masukkan matras dalam ransel.
Sebagian orang memang lebih menyukai menempatkan matras tidur di luar carrier (ransel). Namun dengan meletakkan matras melingkar di dalam carrier bentuk ransel akan lebih tegak dan lebih mudah saat melakukanpacking (meyusun) ataupun mengambil barang dari dalam ransel.

  • Letakkan barang terberat di paling atas
Dengan meletakkan barang-barang yang berat di bagian atas, beban terberat ransel akan jatuh di pundak. Jika tidak, berat badan akan membebani pinggul sehingga kaki kurang bebas bergerak dan cepat merasa lelah.
  • Berat seimbang antara kiri dan kanan
Saat melakukan packing, letakkan barang sehingga beban antara bagian kiri dan kanan ransel seimbang. Beban yang tidak seimbang akan mengganggu keseimbangan tubuh apalagi mengingat jalur pendakian yang biasanya melalui medan-medan yang sulit.
  • Maksimalkan ruang-ruang yang ada.
Barang-barang yang berlubang bagian dalamnya seperti nasting (panci serba guna) jangan dibiarkan kosong tetapi isilah dengan barang-barang lain semisal beras, telur dll.
  • Urutkan barang sesuai waktu penggunaanya
Barang-barang yang akan segera dipakai letakkan dibagian atas saat packing. Dan sebaliknya, barang yang kemungkinan dipakai belakangan dibagian bawah.
  • Pisah barang yang sewaktu-waktu diperlukan
Ponco (jas hujan), PPPK dan obat-obatan adalah barang yang sewaktu-waktu diperlukan dalam perjalanan. Saat melakukan packing barang-barang ini dapat diletakkan di bagian atas ransel atau pada kantong-kantong di luar ransel sehingga saat membutuhkan dapat mengambilnya dengan cepat.
  • Masukkan ke kantong plastik
Sebelum di packing dalam ransel kelompokkan dan masukkan barang-barang ke dalam kantong plastik yang tidak tembus air, terutama pakaian tidur atau pakaian cadangan, kertas kertas, buku, dll.
  • Lindungi benda mudah pecah
Benda mudah pecah seperti telur sebaiknya dimasukkan ke dalam wadah yang kuat.
  • Hindari menggantung benda di luar ransel
Matras ataupun benda lainnya sebaiknya jangan diletakkan di luar ransel. Menggantungkan benda di luar ransel selain kurang rapi juga beresiko tersangkut semak atau sejenisnya sehingga akan mengganggu perjalanan
  • Bawalah tas tambahan
Bila memungkinkan bawalah tas tambahan semisal tas kecil yang bisa dikenakan di paha. Tas ini bisa untuk mewadahi barang-barang yang sering dikeluarmasukkan semacam kamera saku, obat-obatan, dll.
Para pecinta alam biasa menyebut teknik pengepakan (packing) ini sebagai seni. Karena itu, teknik packing ransel atau carrier akan sangat tergantung pada selera dan keahlian masing-masing. Namun prinsip utama dari packing adalah menyusun barang dengan efisien, rapi tanpa harus merepotkan selama perjalanan.

Senin, 19 September 2011

Beberapa Point Penting Safety Out Door


Bawalah selalu 10 peralatan penting ini dan periksa / cek juga apakah semuanya dapat berfungsi dengan baik, jika seandainya anda berencana untuk bermalam di alam bebas.
  1. Pakaian cadangan (synthetic atau wool)
  2. Peta (dalam kantong water proof) + conector dan alat tulis
  3. Air minum dan makanan ekstra
  4. Kompas
  5. Plastik atau water sheet untuk shelter
  6. P3K (First Aid Kit)
  7. Pisau lipat multi fungsi
  8. Sunscreen dan sunglasses
  9. Korek api (Lighter)
Senter atau head lamp / flash light dengan ekstra battery serta bola lampu cadangan

Artikel Lainnya

Menentukan Arah Tanpa Kompas


Apabila kita berjalan tanpa kompas maka kita dapat menggunakan beberapa cara untuk menentukan arah.
1.   Tanda-tanda medan
a)   Kuburan islam selalu menunjuk arah utara.
b)   Arah masjid selalu menghadap kiblat (kiblat untuk indonesia kearah barat laut)
c)    Pohon yang berlumut tebal biasanya menujukkan arah timur.


2.   Dengan bantuan peralatan
a)   Arloji
1)   Letakkan arloji mendatar diatas telapak tangan.
2)   Arahkan angka/ titik 12 searah posisi matahari (bisa menggunakan arah bayangan  benda yang lurus dan tegak )
3)   Tarik garis khayal melalui pusat dan titik 12, sehingga terbentuk sudut antara jarum pendek dan titik 12.
4)   Buat garis pembagi sudut, hingga sudut tersebut diatas terbagi dua sama besar.
5)   Garis bagi tersebut akan menunjukkan arah utara (arah utara sebenarnya/ kutup utara bumi)
Catatan     : perhitungan ini masih dipengaruhi adanya titik pusat pembagian waktu indonesia, sehingga arah utara tidak tepat/invalid.

Gambar: Menentukan arah dengan arloji

b)   Pisau Silet
1)   Siapkan air dalam tempat yang tidak terlalu kecil dan airnya cepat tenang.
2)   Letakkan pisau silet di atas permukaan air, jangan sampai tenggelam.
3)   Tunggu sampai pisau silet diam.
4)   Arah yang ditujukkan ujung jarum adalah arah utara dan selatan.
c)    Jarum Jahit
1)   Siapkan air dalam tempat yang tidak terlalu kecil dan airnya cepat tenang.
2)   Tusukkan jarum tersebut pada gabus yang tipis.
3)   Letakkan di atas permukaan air, jangan sampai tenggelam.
4)   Tunggu sampai diam.
5)   Arah yang ditunjukkan ujung jarum adalah arah utara.
3.   Perbintangan
a)   Matahari terbit dan terbenam
b)   Bulan
-          Bulan terbit dan terbenam
-          Bulan muda, bulan pertengahan, dan bulan tua
Bulan muda : Lengkungan di sebelah kiri
Menunjukkan arah barat, waktu antara pk. 18.00-24.00
                   Bulan pertengahan : Hampir penuh
Menunjuk ke arah timur, waktu antara pk. 18.00-24.00
Bulan tua : Lengkungan di sebelah kanan
Menunjuk ke arah timur, waktu antara pk. 24.00-06.00

Keadaan masing-masing periode sekitar sepuluh hari




Bulan Muda              Bulan Pertengahan              Bulan Tua


c)    Bintang
Bintang lebih tepat untuk dijadikan patokan arah mata angin. Karena kedudukannya yang bersifat tetap. Beberapa bintang yang terletak di khatulistiwa dan cukup mudah untuk dikenali seperti Bintang Tujuh, Bintang Crux (salib / pari / gubuk penceng), dan Bintang Orion.


Secara detail masalah perbintangan dapat dipelajari dalam peta perbintangan.

Rabu, 14 September 2011

Tips Mendaki Gunung Sambil Berpuasa

Mendaki gunung, kegiatan yang membutuhkan tenaga dan stamina prima. Lalu, mungkinkah kita melakukan pendakian saat sedang berpuasa? Puasa bisa kapan saja, dalam Islam, ada puasa Ramadhan dan puasa - puasa sunah yang lain. Akankah itu menjadi penghalang? Tentu tidak, karena pada dasarnya kegiatan mendaki gunung dan petualangan tidak di larang jika sambil berpuasa dan tak membuat batal puasa kita. Paling tidak ada persiapan matang dan ada beberapa tips untuk yang berpuasa agar bisa tetap berpetualang.
Berpuasa saat libur bukan berarti tidak melakukan apa - apa. Bukan berarti diam di rumah, tidur selama mungkin, hanya menunggu azan magrib cepat datang. Itu tak salah memang. Tapi sayang, banyak waktu terbuang. Padahal saat berpuasa pun bisa melakukan bermacam aktivitas kegemaran seperti biasa, termasuk mendaki gunung ataupun aktivitas luar ruang lain yang bernuansa petualangan. Tentu porsi dan caranya berbeda dibanding saat tidak berpuasa. Butuh persiapan ekstra agar pendakian puasa anda bukan hanya sukses, pun memberi pengalaman petualangan spritual yang mengesankan.

Niat Pondasi Utama
Apapun yang anda lakukan saat berpuasa termasuk mendaki gunung, niat berpuasa menjadi modal paling ampuh untuk mempertahankan puasa anda hingga tiba waktunya. Tanamkan niat puasa anda kuat - kuat di dasar hati, pasti anda mampu membendung derasnya serbuan godaan, bahkan memberi nilai lebih puasa anda seberat apapun aktivitas yang anda lakoni.

Adaptasi
Biar tidak kaget sebaiknya beradaptasi dulu sebelum mendaki. Minimal berpuasa beberapa hari dulu atau setelah minggu pertama puasa, baru kemudian mendaki. Saat beradaptasi, sebaiknya diisi dengan olahraga kecil, pagi atau sore hari. Buat yang terbiasa puasa senin - kamis sebelum puasa Ramadhan dan tetap beraktivitas seperti biasa, tentu adaptasinya lebih mudah.

Siapkan Stamina dan Mental
Mendaki gunung saat berpuasa perlu stamina dan mental lebih, mengingat tantangannya jauh lebih berat dibanding diluar puasa. Persiapkan stamina dan mental anda seperkasa mungkin agar mampu menghadapi segala rintangan, baik yang datang dari alam, pribadi maupun orang lain.

Teman Pendakian Sejiwa
Pilih teman pendakian yang sama - sama berpuasa. Bila tidak, sebaiknya pilih teman yang menurut anda bisa menghormati dan mendukung anda berpuasa, bukan justru teman yang menggoda dan melemahkan niat anda. Tak ada salahnya anda memberitahu sebelumnya bahwa anda berpuasa agar teman anda yang mungkin tidak berpuasa lantaran ‘berhalangan’ bagi perempuan atau memang berbeda keyakinan, bisa memaklumi anda dan mengikuti cara anda mendaki. Andai ternyata teman pendakian anda tidak seperti yang anda harapan, anggap saja itu godaan iman yang harus anda lawan.

Perlengkapan dan Logistik Ringkas
Bawa perlengkapan dan logistik pendakian yang ringkas. Anda harus cerdas memilih dan mengemasnya seringkas mungkin agar anda nyaman membawanya. Pilihan lain, gunakan tenaga porter lokal untuk membantu membawa barang anda. Perlengkapan shalat jangan lupa dibawa. Begitupun dengan suplemen penguat stamina, sebaiknya diminum setelah berbuka atau sahur. Buah kurma kemasan juga masukkan dalam daftar menu anda, dan makanlah beberapa butir saat berbuka biar nuansa Ramadhan tetap kental meski di gunung.

Pemilihan Rute yang Tepat
Sebaiknya pilih rute pendakian umum yang paling mudah, cepat, dan tentu resmi ( baca: legal sesuai aturan pengelolanya dalam hal ini pihak taman nasional ). Buang jauh ambisi mendaki di jalur sulit terlebih berekspedisi membuka jalur pendakian baru saat berpuasa, pasalnya jelas membutuhkan tenaga dan waktu yang lebih di banding pendakian biasa. Indahkan aturan tertulis yang berlaku di jalur pendakian yang anda pilih, termasuk tabu yang berlaku di masyarakat setempat biar lancar.

Waktu Pendakian yang Pas
Ada 3 waktu pendakian yang bisa anda pilih mulai dari basecamp di desa terakhir. Pertama: Bila anda ingin merasakan berbuka puasa di lereng gunung, sebaiknya mendaki sore hari sekitar pukul 4 sore. Mendakilah dengan santai. Jangan terlalu cepat, jangan pula terlampau lamban. Selingi dengan beberapa kali istirahat sejenak. Menjelang magrib, istirahatlah untuk menyiapkan menu berbuka bersama dan shalat magrib berjamaah. Lalu lanjutkan pendakian hingga puncak. Kedua: Mendaki malam hari setelah teraweh hingga puncak, lalu istirahat atau tidur setelah sahur. Turun dari puncak sore hari. Ketiga: Mendaki setelah sahur dan solat shubuh, lalu istirahat penuh jelang siang hari. Dilanjutkan sore hari jelang magrib atau setelah berbuka dan magriban.

Jaga Puasa Anda
Jaga puasa anda dari hal - hal yang mengurangi apalagi membatalkan puasa anda saat mendaki, seperti bergunjing dan lainnya. Sebenarnya hal ini bukan cuma saat mendaki gunung saja, pun ketika melakukan aktivitas outdoor apapun dan dimanapun.

Bernilai Spritual Plus
Isi kegiatan pendakian puasa anda dengan hal - hal yang memberi nilai spritual plus. Misalnya kalau mendaki saat berpuasa Ramadhan sebisa mungkin tetap melakukan solat taraweh, apalagi dilakukan dengan berjamaah di gunung tentu jadi pengalaman berkesan. Tak lupa menyempatkan waktu untuk tadarusan, mengaji ( membaca Alqur’an ), berzikir, dan salawatan saat beristirahat.

Abadikan Moment
Mendaki gunung saat berpuasa memang bukanlah hal baru. Tapi tetap menjadi sesuatu yang langka karena jarang orang melakukannya. Mengingat faktor tantangannya yang lebih berat, bisa jadi anda melakoninya sekali seumur hidup. Untuk itu abadikanlah moment - moment indah pendakian puasa anda, misalnya saat berbuka ataupun sahur bersama, solat taraweh di gunung dan lainnya dengan kamera foto dan video. Evaluasilah hasil pendakian puasa anda untuk mengetahui kekurangan dan kelebihannya. Lalu sebarkan pengalaman anda ke khalayak, agarpendaki lain memperoleh asupan informasi berharga sebagai modal untuk mendaki gunung saat berpuasa seperti yang anda lakukan.

Mendaki gunung saat berpuasa bukan menjadi pilihan utama. Ini dikhususkan bagi pendaki yang benar - benar siap fisik - mental dan ingin merasakan atmosfir spritual berbeda. Atau kebetulan waktu luang atau libur panjangnya pas puasa Ramadhan.

Prioritas utama, tetaplah berpuasa Ramadhan karena wajib hukumnya bagi muslim / muslimah yang memenuhi syarat. Sementara mendaki gunung cuma urusan dunia, dan itu bukanah hal terpenting. Jadi rasanya keliru bila anda lebih memilih mendaki gunung dibanding berpuasa wajib. Sejatinya, tetap berpuasa Ramadhan meskipun mendaki gunung ataupun berkegiatan petualangan lainnya.

Bila anda mau dan benar - benar siap mendaki gunung saat berpuasa Ramadhan ataupun puasa - puasa sunah lainnya dengan mengikuti panduan di atas, silakah. Tapi ingat, jangan coba - coba tanpa persiapan! Bila tak mampu, sudahlah, berpuasa seperti biasa atau di rumah dan masjid saja.


http://www.belantaraindonesia.org/2011/03/tips-mendaki-gunung-sambil-berpuasa.html?