Pages

Labels

Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 30 Desember 2011

Pasar Bubrah Merapi

Merapi, gunung yang terlampau akrab dengan kami Belantara Indonesia. Berlokasi di 3 wilayah langsung ( setahu kami.. ), yakni Magelang, Jogjakarta dan Boyolali. Merapi bukan termasuk gunung tinggi. Karena ketinggian Merapi hanya sekitar 2900 mdpl, lebih tinggi Merbabu di sampingnya. Mengawali pendakian lewat Selo, Cepogo Boyolali. Tetapi walau tak terlalu tinggi, Merapi menyimpan suasana hebat sebagai bagian dari alam dan ciptaan Tuhan.

Merapi sebenarnya jalur pendakiannya relatif tak sulit sepanjang pos 1 sampai pos 3, yakni berupa hutan yang mulai mengerut karena aktifitas gunung yang masih sangat berapi dan aktif. Sesampai Di Memoriam pos 3, yakni tempat dimana ada batu memoriam di peruntukkan bagi pendaki yang tewas saat pendakian merapi, kita dihadapkan langsung dengan tempat ciri khas Merapi, yaitu Pasar Bubrah! yang letaknya tepat dibawah puncak merapi. Tempat itu biasanya di gunakan para pendaki untuk beristirahat, tidur ataupun memasak bekal, karena pasar bubrah lokasinya sangat datar dan banyak bebatuan untuk sekedar bertahan dan bersandar. Dan bisa juga untuk mendirikan tenda lalu....ngorok sepuasnya...


Pasar Bubrah Merapi dahulu merupakan bekas kawah merapi ratusan tahun lalu yang telah mati. Dan ditengah pasar bubrah berdiri lagi kawah baru yang sampai sekarang masih aktif, dengan puncaknya yang terkenal, Puncak Garuda, karena di sana ada batu berdiri kokoh membentuk seperti burung garuda lambang negara kita. Tetapi sekarang batu garuda mulai runtuh perlahan karena aktifitas gunung yang terus bergetar.

Dan di pasar bubrah banyak mitos dan cerita yang berkembang, bahwa tempat itu adalah sarang mahluk halus penunggu gunung. (  sebagai pendaki, hampir tak pernah menakuti ataupun memikirkan hal seperti itu, kecuali pendaki merangkap dukun..hehehehe ), akan tetapi sebagai manusia kita cukup menghormati mitos tersebut yang sangat dipercaya penduduk lokal merapi. Tokoh penunggu yang terkenal bernama Kyai atau Mbah Petruk,yang kata orang,  beliau adalah penunggu merapi tetap. Tetapi di luar itu, jika kita berada di pasar bubrah yang harus lebih diwaspadai adalah badai yang sering datang.


Pengalaman Belantara Indonesia, jika badai datang sebaiknya kita segera mencari tempat perlindungan, misalnya batu dan kita berbaring bersama rombongan. Karena perlindungan di merapi tak ada lain selain batu besar, pepohonan di sekitar pasar bubrah hampir tak ada lagi. Setelah beristirahat cukup di pasar bubrah kita selanjutnya menuju puncak garuda, yaitu lewat jalur menanjak sekitar 1 jam perjalanan normal. Di sarankan jika kita memulai menanjaki menuju puncak sebaiknya kita mengambil posisi zig zag, dikarenakan sepanjang jalan menuju puncak banyak terdapat batu - batu lepas yang berbahaya jika longsor terkena pijakan pendaki lain di atasnya dan akan mengenai kita. Berhati - hati dan kenali medan dengan baik.

Setelah sampai puncak kita akan melewati kawah mati, yang bisa di turuni dan tempat untuk berfoto. Setelah kawah mati akhirnya kita sampailah di Puncak GARUDA, yang letaknya berdampingan dengan kawah aktif / utama merapi.Sebaiknya waspada jika kita disana karenakawah merapi letaknya dekat dengan puncak garuda dan rawan bagi kita jika tak berhati - hati. Bisa - bisa kita terpeleset dan terperosok jurang yang merupakan kawah yang berwarna kuning asapnya. Sayang sekali di sekitar kawah banyak sekali sampah yang sengaja di tinggalkan atau di buang pendaki. Bungkus rokok, mie, botol minuman dll, ada baiknya kita jaga bersama, bawa turun kembali sampah kita dan buang di dekat Base Camp atau dibakar dibawah.


Disepanjang puncak kita bisa melihat Gunung merbabu terasa dekat dan dikejauhan nampak gunung Sumbing dan Sindoro. Perjalanan turun dari puncak kita juga perlu berhati - hati karena bebatuan lepas tadi dan jangan sampai kita salah jalan karena jika kita teralu asyik berjalan kadang kaki tak terasa menuju kiri dari jalur pendakian ke puncak, dan di kiri adalah jurang Grawah yang teramat dalam yang adalah jalur lahar merapi menuju Kali / sungai Bebeng wilayah Jogjakarta. Berhati - hati ya kawan dan biarkan merapi tetap alami tanpa kita kotori bahkan kita remehkan. Cintai Merapi sebagai alam ciptaan Tuhan dan milik kita semua. Salam Rimba Indonesia!


http://www.belantaraindonesia.org/2010/07/pasar-bubrah-gunung-merapi.html


Artikel Lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar